Cirebon, FD-buserpolkrim.com
Kembali sikap arogan ditunjukan oleh seorang oknum
Kepala Sekolah (Kepsek) Dasar Negeri di Cirebon, tepatnya di SDN Kedung Bunder 2
Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Oknum Kepsek berinisial MF tersebut bersikap tidak
seperti seorang pendidik, kasar dan kurang sopan terhadap wartawan. Hal itu
dilakukannya saat wartawan melakukan kunjungan di lokasi pembangunan Gedung
Aula PGRI Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon yang kebetulan berada di area SDN
2 Kedung Bunder, Jumat (6/12/2024) lalu.
Kronologis kejadian, berawal laporan dari rekan
satu team media cetak/online FD & Buser Polkrim yang menceritakan adanya
kejanggalan terhadap kegiatan pembangunan gedung tersebut. Dimana disitu tidak
ada sama sekali papan informasi, setelah itu kami di hubungi oleh pelaksana
pembangunan, Suharli yang juga sebagai Sekretaris PGRI Kecamatan Gempol.
Saat itu, Suharli meminta kami untuk datang ke
lokasi pembangunan. Selang beberapa saat, kami pun bertemu dengan Suharli . Kemudian
kami meminta konfirmasi terkait kegiatan pembangunan tersebut. Saat itu
bincang-bincang kami dengan Suharli, berjalan kondusif dan penuh kekeluargaan
tanpa masalah sedikitpun. Namun, kami dikejutkan oleh seorang ibu muda yang datang
tiba-tiba langsung menyela pembicaraan tanpa permisi dan dengan sikap angkuh langsung
nyeletuk.
"Ini wartawan yang membuat pemberitaan
pembangunan gedung ini ya?,” tanya ibu itu.
Mendengar itu, kami pun menjawab," iya bu.
Tanpa ada penjelasan apapun, ibu itu langsung mengatakan,
Keluar,...keluar,...kamu keluar!
Kami pun menanyakan kepada yang bersangkutan, ibu
ini siapa kok tiba-tiba mengusir?. “Kita datang kesini atas permintaan pihak
pelaksana, Pak Suharli,” jelas kami.
Ia pun berkata, “Saya kepala sekolah disini. Kamu
datang tanpa di undang, tidak lapor dulu ke saya selaku kepala sekolah. Dan
kamu telah mengambil gambar, kemudian membuat pemberitaan tanpa izin. Kamu
melanggar aturan jurnalistik,” katanya.
Dari yang disampaikannya, Kami pun baru tahu kalo
Ibu ini Kepala sekolah. Kami menanggapinya dengan memberikan pemahaman kepada
ibu kepala SD tersebut. Tetapi, apa yang kami sampaikan malah tidak digubris.
Ia terus saja berkata “keluar kamu !” bahkan menyuruh Suharli yang tengah
memberikan informasi terkait progres pembangunan gedung, agar mengusir kami.
“Usir pa, tolong di usir keluar," katanya
sambil menunjuk nunjuk kaya preman, lalu senaknya memfoto kami serta menanyakan
nama juga identitas lainnya. Namun saat
ditanya balik oleh kami selaku jurnalis nama dan meminta fotonya untuk dokumen,
Ia tidak mau memberikan dengan alasan “tidak berhak” katanya.
Kami pun jadi heran, sama ibu yang satu ini. Padahal,
kami sudah menanggapinya dengan baik “Kalau memang kami salah menurut ibu, kami
mohon maaf dan siap di laporkan ke pihak yang berwajib”. Tetapi dia (ibu kepsek) menjawab “tidak mau”.
Malah mengatakan kepada kami, sebelum jadi guru dirinya adalah seorang wartawan
di Semarang dan mengaku sebagai keluarga polisi.
Menyikapi kejadian ini, Kami berharap agar Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon beserta BKPSDM meninjau ulang MF sebagai Kepala
SDN 2 Kedungbunder, Kecamatan Gempol.
Dalam waktu dekat, kami berencana akan melaporkan juga kejadian ini kepada pihak berwajib sebagai pelanggaran secara nyata menghalang - halangi tugas jurnalis dan perbuatan tidak menyenangkan, melecehkan di depan umum. (Wak Diding)
Editor: Adi M
0 comments:
Posting Komentar
Hanya pesan membangun